Saturday, April 20, 2013

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk filosofis, artinya manusia mepunyai pengetahuan dan berpikir, mausia juga memiliki sifat yang unik, berbeda dengan mahluk lain dalam pekembanganya. Implikasi dari keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih dan megembangkan diri sesuai dengan keunikan atau tiap – tiap pontensi tanpa menimbulkan konflik dengan lingkungannya. Dari sisi keunikan dan keragaman idividu, maka diperlukanlah bimbingan untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang sehat didalam lingkungannya (Nur Ihsan, 2006:1)
Pada dasarnya bimbingan dan konseling juga merupakan upaya bantuan untuk menunjukan perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun idividu sesuia dengan hakekat kemanusiannya dengan berbagai potensi, kelebihan dan kekurangan, kelemhan serta permaslahanya.
Adapun dalam dunia pendidikan, bimbingan dan konseling juga sangat dipelukan karena dengan adanya bimbingan dan konseling dapat mengantarkan peserta didik pada pencapai standar dan kemampuan profesi dan akademis, serta perkembangan dini yang sehat dan produktif, dan didalam bimbingan dan konseling selain ada pelayanan juga ada fungsi.
Kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang fungsi bimbingan dan konseling dalam proses pemberian bimbingan kepada orang lain dapat menyebabkan lemahnya daya hantar pengetahuan serta cara-cara yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan si klien. Bagaimanapun fungsi bimbingan konseling bagi seorang konselor sangatlah penting dalam hal pemberian bantuan kepada si klien tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa sajakah fungsi dari Bimbingan dan Konseling?
2.      Bagaimana cara menyelesaikan masalah melalui fungsi Bimbingan dan konseling?



C.     Tujuan Masalah
1.         Untuk mengetahui fungsi Bimbingan dan Konseling.
2.         Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah melalui fungsi Bimbingan dan konseling.



























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Fungsi Bimbingan dan Konseling
Pelayanan Bimbingan dan Konseling khususnya di sekolah dan madrasah memiliki beberapa fungsi yaitu:
1.      Fungsi Pemahaman
Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu klien agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, klien  diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
a.       Pemahan tentang klien
Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya pemberian bantuan terhadap klien. Sebelum seorang konselor atau pihk-pihak lain dapat memberikan layanan tertentu kepada klien, maka mereka perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan dibantu itu. Pemahaman tersebut tidak hanya sekedar mengenal diri klien, melainkan lebih jauh lagi yaitu pemahamn yag menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan dan kelemahannya serta kondisi lingkungannya.
Pemahaman tentang klien secara komprehensif yang mencakup aspek-aspek diatas, apabila dijabarkan meliputi: (1) identitas individu, (2) latar belakang pendidikan, (3) status social ekonomi orang tua, (4) kemampuan yang mencakup inteligensi, (5) kesehatan, (6) kecenderungan sikap dan kebiasaan, (7) cita-cita pendidikan dan kerja, (8) keadaan lingkungan tempat tinggal, (9) kedudukan dan prestasi yang pernah dicapainya, (10) kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan, dan lain-lain.
Pemahaman tentang diri klien juga perlu bagi pihak-pihak lain, khususnya konselor. Pemahaman konselor terhadap klien dipergunakan oleh konselor baik untuk secara langsung membantu klien dalam pelayanan bimbingan dan konseling lebih lanjut, maupun sebagai bahan acuan utama dalam rangka kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam membantu klien (terutama orangtua dan guru unttk para siswa di sekolah). Bagi konselor, upaya mewujudkan fungsi pemahaman merupakan tugas paling awal dalam setiap kali penyelenggaraan bimbingan dan konseling terhadap individu tertentu.
b.      Pemahaman tentang masalah klien
Dalam upaya membantu memecahkan masalah klien, maka pemahaman tentang masalah klien oleh konselor merupakan suatu keniscayaan. Tanpa pemahaman terhadap masalah klien, tidak mungkin pemecahan terhadap masalah yang dialami klien dapat dilakukan. Pemahaman terhadap masalah klien itu terutama menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut-pautnya, sebab-sebabnya, dan kemungkinan berkembangnya.
Selain konselor, pihak-pihak lain yang amat berkepentingan dengan pemahaman masalah klien adalah klien itu sendiri, orang tua dan guru. Klien amat perlu memahami masalah yang dialaminya, sebab dengan memahami masalahnya itu ia memiliki dasar bagi upaya yang akan ditempuhnya untuk mengatasi masalahnya itu.
c.       Pemahaman tentang lingkungan lain
Lingkungan bisa dikonsepsikan segala sesuatu yang ada disekitar individu yang secara langsung mempengaruhi individu seperti keadaan rumah tempat tinggal, sosiol ekonomi dan sosio emosional keluarga, keadaan hubungan antar teman, tetangga dan lain-lain. Bagi siswa di sekolah, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling diberikan agar mereka memahami lingkungannya secara baik. Lingkungan sekolah yang perlu dipahami secara baik oleh setiap siswa meliputi lingkungan fisik, berbagai hak dan tanggung jawab siswa, aturan-aturan, disiplin, pembelajaran dan lain-lain.

2.      Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan adalah  fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseling. Berdasarkan fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling harus tetap diberikan kepada setiap siswa sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
Beberapa kegiatan atau layanan yang dapat diwujudkan untuk mencegah terhadap timbulnya masalah adalah:
a.       Layanan Orientasi
Program ini diberikan kepada siswa baru agar mereka mengenal lingkungan sekolahnya yang baru secara lebih baik sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b.      Layanan Pengumpulan Data
Melalui data-data yang dikumpulkan bisa diperoleh secara awal tentang siswa sehingga bisa menjadi antisipasi terhadap munculnya berbagai persoalan pada siswa.



c.       Layanan Kegiatan Kelompok
Melalui program ini diharapkan siswa memperoleh pemahaman diri secara lebih baik. Selain itu juga meningkatkan pemahaman lingkungan dan kemampuan mengambil keputusan secara tepat.
d.      Layanan Bimbingan Karier
Melalui program ini diharapkan siswa memperoleh pemahaman diri dan lingkungan secara baik dan mengembangkannya ke arah pencapaian karier yang sesuai bakat, minat dan cita-cita.

3.      Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan, yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Fungsi pengentasan hendaknya tetap dilakukan dengan memberdayakan seluruh kemampuan siswa dan/atau pihak-pihak yang dekat dengan siswa, sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan siswa dan/atau pihak-pihak yang dekat dengan siswa, dan bukan keputusan guru yang dipaksakan pada siswa. Untuk mendukung itu, keterampilan guru, terutama yang terkait dengan fungsi pengentasan, baik melalui kegiatan konseling perorangan maupun kelompok perlu terus ditingkatkan. Beberapa keterampilan dasar yang seyogyanya dimiliki misalnya, keterampilan bersikap (attending), dan keterampilan memberikan bantuan (helping). Hal ini dilandasi oleh pertimbangan, bahwa cara guru duduk, menggerakan anggota badan, atau menampilkan rona muka yang menyenangkan, seringkapi dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan klien, sekalipun pembahasan terhadap masalahnya sendiri belum dilakukan. Apalagi jika diikuti dengan keterampilan lainnya, seperti keterampilan memberikan bantuan.
a.       Langkah-langkah Pengentasan Masalah
Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah-masalah yang diderita oleh individu-individu yang berbeda tidak boleh disamaratakan. Dengan demikian, penanganannya pun harus secara unik disesuaikan terhadap kondisi masing-masing asalah itu. Untuk itu konselor perlu memiliki ketersediaan berbagai bahan dan keterampilan untuk menangani berbagai masalah yang beragam itu.
b.      Pengentasan Masalah Berdasarkan Diagnosis
Pada umumnya diagnosis dikenal sebagai istilah medis yang berarti proses penentuan jenis penyakit dengan meneliti gejala-gejalanya. . Sejak tahun 40-an Bordin memakai konsep diagnostic yang mirip dengan pengertian medis itu dalam pelayanan bimbingan dan konseling (dalam Hansen, Stevic dan Warner, 1997). Pengertian diagnostic yang dipakai oleh Bordin itu lebih lanjut dikenal sebagai “Diagnostik Pengklasifikasian”. Dalam upaya diagnostic itu masalah-masalah diklasifikasi dilihat sebab-sebabnya, dan ditentukan cara pengentasannya.
Perkembangan lebih lanjut menggaris bawahi bahwa model diagnosis yang diterima dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah model diagnosis pemahaman, yaitu yang mengupayakan  pemahaman masalah klien, yaitu pemahaman terhadap seluk beluk masalah klien, termasuk di dalamnya perkembangan dan sebab-sebab timbulnya masalah. Sebagai rambu-rambu yang dapat dipergunakan untuk terselenggaranya diagnosis pemahaman itu, disini dicatatkan tiga dimensi diagnosis, yaitu :
1.      Diagnosis mental atau psikologis
2.      Diagnosis sosio-emosional
3.      Diagnosis instrumental
Diagnosis mental atau psikologis mengarah kepada pemahaman tentang kondisi mental atau psikologis klien, seperti kemampuan dasarnya, bakat dan kecenderungan minat-minatnya, keinginan dan harapannya, temperamen dan kematangan emosionalnya, sikap dan kebiasaannya. Diagnosis sosio-emosional mengacu pada huungan social klien dengan orang-orang yang amat besar pengaruhnya terhadap klien, seperti orang tua, guru, teman sebaya( bagi siswa), suami-istri, mertua ( bagi pasangan suami-istri), pejabat yang menjadi atasan langsung ( bagi karyawan),serta suasana hubungan antara klien dengan orang-orang “penting” itu, dan dengan lingkungan social pada umumnya. Sedangkan diagnosis instrumental berkenaan dengan kondisi atau prasyarat yang diperlukan terlebih dahulu sebelum individu mampu melakukan atau mencapai sesuatu. Diagnosis instrumental ini meliputi aspek-aspek fisik klien (seperti kesehatan), fisik limgkungan (seperti keadaan sandang, pangan, papan), sarana kegiatan (seperti buku-buku pelajaran bagi siswa, alat-alat kantor bagi karyawan), prasyarat kemampuan untuk belajar lebih lanjut, dan pemahaman situasi. Penjelajahan aspek-aspek tersebut, khususnya yang relevan dengan permasalahn klien, dalam dialog teraputik sebagaiman diutarakan diatas, akan memberikan pemahaman yang luas dan mendalam tentang. Seluk beluk masalah klien yang mengarah pada identifikasi sebab-sebab timbulnya masalah dan upaya pengentasannya.
e.       Pengentasan Masalah Berdasarkan Teori Konseling
Sejumlah ahli telah mengantarkan berbagai teori konseling, antara lain ego-counceling yang didasarkan pada tahap perkembangan psikososial menurut Ericksen, pendekatan transactional analysis dengan tokohnya Eric Berne, pendekatan konseling berdasarkan self-theory dengan tokohnya Carl Rogers, Gestalt Counseling dengan tokohnya Frita Perl, pendekatan konseling yang bersifat behavioristik yang didasarkan pada pemikiran tentang tingkah laku oleh B. F. Skinner, pendekatan rasional dalam konseling dalam bentuk Reality Therapy dengan tokohnya William Glasser dan Rational Emotive Therapy dengan tokohnya Albert Ellis.
            Masing-masing teori konseling itu dilengkapi dengan teori tentang kepribadian individu, perkembangna tingkah laku individu yang dianggap sebagai masalah tujuan konseling, serta teknik khusus konseling. Tujuan-tujuan teori tersebut tidak lain adalah mengentaskan masalah yang diderita oleh klien dengan cara yang paling tepat, cermat dan cepat.

4.        Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam pelaksanaannya tidak akan secara efektif dilaksanakan jika guru memahami betul peserta didik yang dibimbingnya, sehingga berbagai jenis layanan yang diberikan untuk terpelihara dan trkembangkan potensi para siswa sesuai dengan kebutuhan dan keadaan siswa itu sendiri.
Dalam pelayanan bimbingan konseling fungsi pemeliharaan dan pengembangan dilakasanakan melalui berbagai pengaturan kegiatan dan program. Tugas-tugas dan kegiatan dan pemeliharaan dan pengembangan, apalagi pemeliharan dan pengembangan individu manusia yang segenap aspek dan sangkut pautnya sangat bervariasi dan kompleks, tidak dapat berdiri sendiri. Demikianlah, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam bimbingan dan konseling tidaklah mungkin berdiri sendiri.


5.      Fungsi Advokasi
Layanan bimbingan dan konseling, melalui fungsi ini adalah membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
6.      Fungsi Penyesuaian
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya. Dengan perkataan lain, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya.
Fungsi penyesuaian mempunyai dua arah. Pertama, bantuan keada siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah. Guna mewujudkan fungsi ini, perlu disusun program bimbingan dan konseling untuk membantu para siswa agar mereka dapat menyesuaikan diri secara baik di lingkungan sekolah. Kedua, bantuan dalam mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan keadaan masing-masing siswa. Dalam arah kedua ini, lingkungan yang disesuaikan dengan keadaan siswa.
Dalam konteks ini, pelayanan bimbingan dan konseling berfungsi membantu mengenali keadaan pribadi masing-masing siswa dan selanjutnya membantu mengembangkan berbagai program  pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan pribadi masing-masing siswa.
7.      Fungsi Perbaikan
Tiap-tiap individu atau siswa memiliki masalah. Bisa dipastikan bahwa tidak ada individu apalagi siswa disekolah dan madrasah yang tidak memiliki masalah. Akan tetapi, kompleksitas masalah yang dihadapi oleh individu (siswa) jelas berbeda. Meskipun pelayanan bimbingan dan konseling melalui fungsi pencegahan, penyaluran, dan penyesuaian telah di berikan, tetapi masih mungkin individu(siswa) memiliki masaklah-masalah tertentu, sehingga fungsi perbaikan di perlukan. Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan tergantung kepada masalah yang dihadapi siswa. Dengan perkataan lain, program bimbingan dan konseling dirumuskan berdasarkan masalah yang terjadi pada siswa tersebut.
Berbeda dengan fungsi pencegahan, dalam fungsi ini siswa yang memiliki masalah yang mendapat prioritas untuk diberikan bantuan, sehingga diharapkan masalah yang dialami siswa tidak terjadi lagi pada masa yang akan datang.


























BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Fungsi Bimbingan Konseling bertujuan untuk membantu manusia agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Ditinjau dari segi sifatnya, layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi sebagai :
a. Fungsi Pencegahan (preventif)
    Fungsi pencegahan merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
b. Fungsi pemahaman
    Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi yang akan menghasilkan pemahaman tentang diri, lingkungan,dan lingkungan yang lebih luas pada diri klien.
c. Fungsi Perbaikan
    Fungsi perbaikan yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami klien.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
    Fungsi ini berarti bahwa layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat membantu para klien dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan.
e. Fungsi Advokasi
    Fungsi ini Layanan bimbingan dan konseling, melalui fungsi ini adalah membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
f. Fungsi Penyesuaian
   Fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya.





DAFTAR PUSTAKA

Tohirin, 2007, Bimbingan dan Konseling, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Prayitno dan Erma Amti,1994, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ifdil Dahlani .http://konselingindonesia.com.

http://thejargon.multiply.com/journal/item/139.Pengertian Bimbingan Konseling. 9 Desember 2007.


           








No comments:

Post a Comment