BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk filosofis, artinya manusia mepunyai pengetahuan
dan berpikir, mausia juga memiliki sifat yang unik, berbeda dengan mahluk lain
dalam pekembanganya. Implikasi dari keragaman ini ialah
bahwa individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih dan
megembangkan diri sesuai dengan keunikan atau tiap – tiap pontensi tanpa
menimbulkan konflik dengan lingkungannya. Dari sisi keunikan dan keragaman
idividu, maka diperlukanlah bimbingan untuk membantu setiap individu mencapai
perkembangan yang sehat didalam lingkungannya (Nur Ihsan, 2006:1)
Pada dasarnya bimbingan dan konseling juga merupakan upaya bantuan untuk
menunjukan perkembangan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun
idividu sesuia dengan hakekat kemanusiannya dengan berbagai potensi, kelebihan
dan kekurangan, kelemhan serta permaslahanya.
Adapun dalam dunia pendidikan, bimbingan dan konseling juga sangat
dipelukan karena dengan adanya bimbingan dan konseling dapat mengantarkan peserta
didik pada pencapai standar dan kemampuan profesi dan akademis, serta
perkembangan dini yang sehat dan produktif, dan didalam bimbingan dan konseling
selain ada pelayanan juga ada fungsi.
Kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang fungsi bimbingan dan konseling
dalam proses pemberian bimbingan kepada orang lain dapat menyebabkan lemahnya
daya hantar pengetahuan serta cara-cara yang tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan si klien. Bagaimanapun fungsi bimbingan konseling bagi seorang
konselor sangatlah penting dalam hal pemberian bantuan kepada si klien
tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa sajakah fungsi dari Bimbingan dan Konseling?
2.
Bagaimana cara menyelesaikan masalah melalui
fungsi Bimbingan dan konseling?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui fungsi Bimbingan dan Konseling.
2.
Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah
melalui fungsi Bimbingan dan konseling.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Pelayanan Bimbingan dan
Konseling khususnya di sekolah dan madrasah memiliki beberapa fungsi yaitu:
1.
Fungsi Pemahaman
Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan
dan konseling membantu klien agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
Berdasarkan pemahaman ini, klien
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
a.
Pemahan tentang klien
Pemahaman tentang klien merupakan titik
tolak upaya pemberian bantuan terhadap klien. Sebelum seorang konselor atau
pihk-pihak lain dapat memberikan layanan tertentu kepada klien, maka mereka
perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan dibantu itu. Pemahaman
tersebut tidak hanya sekedar mengenal diri klien, melainkan lebih jauh lagi yaitu
pemahamn yag menyangkut latar belakang pribadi klien, kekuatan dan kelemahannya
serta kondisi lingkungannya.
Pemahaman tentang klien secara
komprehensif yang mencakup aspek-aspek diatas, apabila dijabarkan meliputi: (1)
identitas individu, (2) latar belakang pendidikan, (3) status social ekonomi
orang tua, (4) kemampuan yang mencakup inteligensi, (5) kesehatan, (6)
kecenderungan sikap dan kebiasaan, (7) cita-cita pendidikan dan kerja, (8)
keadaan lingkungan tempat tinggal, (9) kedudukan dan prestasi yang pernah
dicapainya, (10) kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan, dan lain-lain.
Pemahaman tentang diri klien juga perlu
bagi pihak-pihak lain, khususnya konselor. Pemahaman konselor terhadap klien
dipergunakan oleh konselor baik untuk secara langsung membantu klien dalam
pelayanan bimbingan dan konseling lebih lanjut, maupun sebagai bahan acuan
utama dalam rangka kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam membantu klien
(terutama orangtua dan guru unttk para siswa di sekolah). Bagi konselor, upaya
mewujudkan fungsi pemahaman merupakan tugas paling awal dalam setiap kali
penyelenggaraan bimbingan dan konseling terhadap individu tertentu.
b.
Pemahaman tentang masalah klien
Dalam upaya membantu memecahkan masalah
klien, maka pemahaman tentang masalah klien oleh konselor merupakan suatu
keniscayaan. Tanpa pemahaman terhadap masalah klien, tidak mungkin pemecahan
terhadap masalah yang dialami klien dapat dilakukan. Pemahaman terhadap masalah
klien itu terutama menyangkut jenis masalahnya, intensitasnya, sangkut-pautnya,
sebab-sebabnya, dan kemungkinan berkembangnya.
Selain konselor, pihak-pihak lain yang
amat berkepentingan dengan pemahaman masalah klien adalah klien itu sendiri,
orang tua dan guru. Klien amat perlu memahami masalah yang dialaminya, sebab
dengan memahami masalahnya itu ia memiliki dasar bagi upaya yang akan
ditempuhnya untuk mengatasi masalahnya itu.
c.
Pemahaman tentang lingkungan lain
Lingkungan bisa dikonsepsikan segala
sesuatu yang ada disekitar individu yang secara langsung mempengaruhi individu
seperti keadaan rumah tempat tinggal, sosiol ekonomi dan sosio emosional
keluarga, keadaan hubungan antar teman, tetangga dan lain-lain. Bagi siswa di
sekolah, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling diberikan agar
mereka memahami lingkungannya secara baik. Lingkungan sekolah yang perlu
dipahami secara baik oleh setiap siswa meliputi lingkungan fisik, berbagai hak
dan tanggung jawab siswa, aturan-aturan, disiplin, pembelajaran dan lain-lain.
2.
Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan adalah fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseling. Berdasarkan
fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling harus tetap diberikan kepada
setiap siswa sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
Beberapa kegiatan atau layanan yang
dapat diwujudkan untuk mencegah terhadap timbulnya masalah adalah:
a.
Layanan Orientasi
Program ini diberikan kepada siswa baru
agar mereka mengenal lingkungan sekolahnya yang baru secara lebih baik sehingga
mereka terhindar dari berbagai masalah selama mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
b.
Layanan Pengumpulan Data
Melalui data-data yang dikumpulkan bisa
diperoleh secara awal tentang siswa sehingga bisa menjadi antisipasi terhadap
munculnya berbagai persoalan pada siswa.
c.
Layanan Kegiatan Kelompok
Melalui program ini diharapkan siswa
memperoleh pemahaman diri secara lebih baik. Selain itu juga meningkatkan
pemahaman lingkungan dan kemampuan mengambil keputusan secara tepat.
d.
Layanan Bimbingan Karier
Melalui program ini diharapkan siswa
memperoleh pemahaman diri dan lingkungan secara baik dan mengembangkannya ke
arah pencapaian karier yang sesuai bakat, minat dan cita-cita.
3.
Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan, yaitu fungsi
bimbingan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya
berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. Fungsi pengentasan
hendaknya tetap dilakukan dengan memberdayakan seluruh kemampuan siswa dan/atau
pihak-pihak yang dekat dengan siswa, sehingga keputusan yang diambil merupakan
keputusan siswa dan/atau pihak-pihak yang dekat dengan siswa, dan bukan
keputusan guru yang dipaksakan pada siswa. Untuk mendukung itu, keterampilan
guru, terutama yang terkait dengan fungsi pengentasan, baik melalui kegiatan
konseling perorangan maupun kelompok perlu terus ditingkatkan. Beberapa
keterampilan dasar yang seyogyanya dimiliki misalnya, keterampilan bersikap (attending), dan keterampilan memberikan
bantuan (helping). Hal ini dilandasi
oleh pertimbangan, bahwa cara guru duduk, menggerakan anggota badan, atau
menampilkan rona muka yang menyenangkan, seringkapi dapat mengurangi kecemasan dan
ketegangan klien, sekalipun pembahasan terhadap masalahnya sendiri belum
dilakukan. Apalagi jika diikuti dengan keterampilan lainnya, seperti
keterampilan memberikan bantuan.
a.
Langkah-langkah Pengentasan Masalah
Upaya pengentasan masalah pada dasarnya
dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah-masalah
yang diderita oleh individu-individu yang berbeda tidak boleh disamaratakan.
Dengan demikian, penanganannya pun harus secara unik disesuaikan terhadap
kondisi masing-masing asalah itu. Untuk itu konselor perlu memiliki
ketersediaan berbagai bahan dan keterampilan untuk menangani berbagai masalah
yang beragam itu.
b.
Pengentasan Masalah Berdasarkan Diagnosis
Pada umumnya diagnosis dikenal sebagai
istilah medis yang berarti proses penentuan jenis penyakit dengan meneliti
gejala-gejalanya. . Sejak tahun 40-an Bordin memakai konsep diagnostic yang
mirip dengan pengertian medis itu dalam pelayanan bimbingan dan konseling
(dalam Hansen, Stevic dan Warner, 1997). Pengertian diagnostic yang dipakai
oleh Bordin itu lebih lanjut dikenal sebagai “Diagnostik Pengklasifikasian”.
Dalam upaya diagnostic itu masalah-masalah diklasifikasi dilihat
sebab-sebabnya, dan ditentukan cara pengentasannya.
Perkembangan lebih lanjut menggaris
bawahi bahwa model diagnosis yang diterima dalam pelayanan bimbingan dan
konseling adalah model diagnosis pemahaman, yaitu yang mengupayakan pemahaman masalah klien, yaitu pemahaman
terhadap seluk beluk masalah klien, termasuk di dalamnya perkembangan dan
sebab-sebab timbulnya masalah. Sebagai rambu-rambu yang dapat dipergunakan
untuk terselenggaranya diagnosis pemahaman itu, disini dicatatkan tiga dimensi
diagnosis, yaitu :
1. Diagnosis mental atau psikologis
2. Diagnosis sosio-emosional
3. Diagnosis instrumental
Diagnosis mental atau psikologis mengarah kepada pemahaman
tentang kondisi mental atau psikologis klien, seperti kemampuan dasarnya, bakat
dan kecenderungan minat-minatnya, keinginan dan harapannya, temperamen dan
kematangan emosionalnya, sikap dan kebiasaannya. Diagnosis sosio-emosional
mengacu pada huungan social klien dengan orang-orang yang amat besar
pengaruhnya terhadap klien, seperti orang tua, guru, teman sebaya( bagi siswa),
suami-istri, mertua ( bagi pasangan suami-istri), pejabat yang menjadi atasan
langsung ( bagi karyawan),serta suasana hubungan antara klien dengan
orang-orang “penting” itu, dan dengan lingkungan social pada umumnya. Sedangkan
diagnosis instrumental berkenaan dengan kondisi atau prasyarat yang diperlukan
terlebih dahulu sebelum individu mampu melakukan atau mencapai sesuatu.
Diagnosis instrumental ini meliputi aspek-aspek fisik klien (seperti
kesehatan), fisik limgkungan (seperti keadaan sandang, pangan, papan), sarana
kegiatan (seperti buku-buku pelajaran bagi siswa, alat-alat kantor bagi
karyawan), prasyarat kemampuan untuk belajar lebih lanjut, dan pemahaman
situasi. Penjelajahan aspek-aspek tersebut, khususnya yang relevan dengan
permasalahn klien, dalam dialog teraputik sebagaiman diutarakan diatas, akan
memberikan pemahaman yang luas dan mendalam tentang. Seluk beluk masalah klien
yang mengarah pada identifikasi sebab-sebab timbulnya masalah dan upaya
pengentasannya.
e. Pengentasan Masalah Berdasarkan Teori
Konseling
Sejumlah ahli telah mengantarkan
berbagai teori konseling, antara lain ego-counceling yang didasarkan pada tahap
perkembangan psikososial menurut Ericksen, pendekatan transactional analysis
dengan tokohnya Eric Berne, pendekatan konseling berdasarkan self-theory dengan
tokohnya Carl Rogers, Gestalt Counseling dengan tokohnya Frita Perl, pendekatan
konseling yang bersifat behavioristik yang didasarkan pada pemikiran tentang
tingkah laku oleh B. F. Skinner, pendekatan rasional dalam konseling dalam
bentuk Reality Therapy dengan tokohnya William Glasser dan Rational Emotive
Therapy dengan tokohnya Albert Ellis.
Masing-masing
teori konseling itu dilengkapi dengan teori tentang kepribadian individu,
perkembangna tingkah laku individu yang dianggap sebagai masalah tujuan
konseling, serta teknik khusus konseling. Tujuan-tujuan teori tersebut tidak
lain adalah mengentaskan masalah yang diderita oleh klien dengan cara yang
paling tepat, cermat dan cepat.
4.
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan
terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam
rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Fungsi
pemeliharaan dan pengembangan dalam pelaksanaannya tidak akan secara efektif
dilaksanakan jika guru memahami betul peserta didik yang dibimbingnya, sehingga
berbagai jenis layanan yang diberikan untuk terpelihara dan trkembangkan
potensi para siswa sesuai dengan kebutuhan dan keadaan siswa itu sendiri.
Dalam pelayanan bimbingan konseling fungsi
pemeliharaan dan pengembangan dilakasanakan melalui berbagai pengaturan
kegiatan dan program. Tugas-tugas dan kegiatan dan pemeliharaan dan
pengembangan, apalagi pemeliharan dan pengembangan individu manusia yang
segenap aspek dan sangkut pautnya sangat bervariasi dan kompleks, tidak dapat
berdiri sendiri. Demikianlah, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dalam
bimbingan dan konseling tidaklah mungkin berdiri sendiri.
5. Fungsi Advokasi
Layanan bimbingan dan konseling,
melalui fungsi ini adalah membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak
dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
6. Fungsi Penyesuaian
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan
dan konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan
lingkungannya. Dengan perkataan lain, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan
dan konseling membantu siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan
lingkungannya.
Fungsi penyesuaian mempunyai dua arah.
Pertama, bantuan keada siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan
sekolah. Guna mewujudkan fungsi ini, perlu disusun program bimbingan dan
konseling untuk membantu para siswa agar mereka dapat menyesuaikan diri secara
baik di lingkungan sekolah. Kedua, bantuan dalam mengembangkan program
pendidikan yang sesuai dengan keadaan masing-masing siswa. Dalam arah kedua
ini, lingkungan yang disesuaikan dengan keadaan siswa.
Dalam konteks ini, pelayanan bimbingan
dan konseling berfungsi membantu mengenali keadaan pribadi masing-masing siswa
dan selanjutnya membantu mengembangkan berbagai program pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan
pribadi masing-masing siswa.
7. Fungsi Perbaikan
Tiap-tiap individu atau siswa memiliki
masalah. Bisa dipastikan bahwa tidak ada individu apalagi siswa disekolah dan
madrasah yang tidak memiliki masalah. Akan tetapi, kompleksitas masalah yang
dihadapi oleh individu (siswa) jelas berbeda. Meskipun pelayanan bimbingan dan
konseling melalui fungsi pencegahan, penyaluran, dan penyesuaian telah di
berikan, tetapi masih mungkin individu(siswa) memiliki masaklah-masalah
tertentu, sehingga fungsi perbaikan di perlukan. Melalui fungsi ini, pelayanan
bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan tergantung kepada masalah yang
dihadapi siswa. Dengan perkataan lain, program bimbingan dan konseling
dirumuskan berdasarkan masalah yang terjadi pada siswa tersebut.
Berbeda dengan fungsi pencegahan, dalam
fungsi ini siswa yang memiliki masalah yang mendapat prioritas untuk diberikan
bantuan, sehingga diharapkan masalah yang dialami siswa tidak terjadi lagi pada
masa yang akan datang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Fungsi
Bimbingan Konseling bertujuan untuk membantu manusia agar dapat mencapai
tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi
sebagai :
a. Fungsi Pencegahan (preventif)
Fungsi pencegahan merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
b. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi yang akan menghasilkan pemahaman tentang diri, lingkungan,dan lingkungan yang lebih luas pada diri klien.
c. Fungsi Perbaikan
Fungsi perbaikan yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami klien.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat membantu para klien dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan.
e. Fungsi Advokasi
a. Fungsi Pencegahan (preventif)
Fungsi pencegahan merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
b. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi yang akan menghasilkan pemahaman tentang diri, lingkungan,dan lingkungan yang lebih luas pada diri klien.
c. Fungsi Perbaikan
Fungsi perbaikan yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami klien.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat membantu para klien dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan.
e. Fungsi Advokasi
Fungsi ini Layanan
bimbingan dan konseling, melalui fungsi ini adalah membantu peserta didik
memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat
perhatian.
f.
Fungsi Penyesuaian
Fungsi ini, pelayanan bimbingan dan
konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tohirin, 2007, Bimbingan dan Konseling, Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persada.
Prayitno dan Erma
Amti,1994, Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ifdil Dahlani
.http://konselingindonesia.com.
http://thejargon.multiply.com/journal/item/139.Pengertian
Bimbingan Konseling. 9 Desember 2007.
No comments:
Post a Comment